Hmm... berbicara libur, ga di Indonesia ga di Jepang.. pasti pada saat summertime seperti sekarang ini musimnya libur. Selain karena waktu yang tepat untuk berlibur, juga bertepatan dengan selesainya Ujian Anak sekolah.
Sempet stress juga kalo teringat ketika masih bekerja di YKK (juragan Zipper yang penemunya baru ultah kemaren), awal tahun dapet kalender baru.. yihaaa..
buka lembar demi lembar.. weh.. tanggalnya hitam semua, yang merah cm hari minggu.. 00a.
baru sadar begini toh kalender orang jepang, asli ngga ada libur Nasional yang ga penting macam di Indonesia yang kalendernya Merahnya banyak, kadang hitam or hijau pun dicoret jadi Merah, Harpitnas jadi merah.. hahaha...
Namun dibalik etos kerja orang Jepang yang luar biasa, mereka juga memiliki waktu libur yang dinamakan
golden week.
Golden Week (ゴールデンウィーク, Gōruden Uīku?) atau Minggu Emas adalah periode di akhir bulan April hingga minggu pertama bulan Mei di Jepang yang memiliki serangkaian hari libur resmi. Periode Golden Week bergantung pada tahunnya, tapi dimulai sekitar 29 April dan berakhir sekitar 5 Mei.
Golden Week disingkat sebagai GW, dan sering disebut
Ōgata renkyū (
大型連休, Ōgata renkyū? liburan berturutan skala besar) atau
Ōgon shūkan (
黄金週間, Ōgon shūkan? minggu emas). Sejak tahun 2007, sepanjang periode Minggu Emas terdapat 4 hari libur:
* Hari Shōwa (29 April)
* Hari Peringatan Konstitusi (3 Mei)
* Hari Hijau (4 Mei)
* Hari Anak-anak (5 Mei)
Selain itu, perusahaan dan industri sering meliburkan diri pada tanggal 1 Mei untuk memperingati Hari Buruh (
Rōdōsai), walaupun bukan merupakan hari libur resmi di Jepang.
Musim wisata
Golden week merupakan salah satu masa tersibuk bagi jasa transportasi dan pariwisata, bersama-sama dengan liburan musim panas, liburan Obon, dan Tahun Baru. Masa liburan digunakan untuk pulang ke daerah asal atau berwisata ke dalam dan luar negeri. Harga tiket pesawat terbang, paket wisata, dan tarif hotel menjadi lebih tinggi dari biasa. Kereta api dan shinkansen dipenuhi dengan penumpang hingga sebagian harus berdiri, dan jalan bebas hambatan menjadi macet.
Cuaca yang sejuk di sekitar Golden Week dimanfaatkan untuk penyelenggaraan matsuri di berbagai daerah di Jepang:
* Naha Hari Festival
* Hakata Dontaku
* Festival Bunga Hiroshima
* Hamamatsu Matsuri
* Hirosaki Sakura Matsuri
Sejarah
Istilah "Golden Week" merupakan salah satu contoh pseudo-anglisisme (Wasei-Eigo) yang ditulis dan dibaca seperti bahasa Inggris tapi merupakan istilah bahasa Jepang. Setelah pemerintah Jepang menetapkan undang-undang hari libur di tahun 1948, gedung-gedung bioskop kebanjiran penonton yang menghabiskan hari libur di akhir bulan April dan minggu pertama bulan Mei dengan menonton film. Pada waktu itu siaran televisi belum ada dan rakyat senang menghabiskan liburan dengan pergi menonton bioskop, berbelanja di toko serba ada, atau bepergian ke tempat wisata yang dekat-dekat.
Matsuyama Hideo dari perusahaan film Daiei Motion Picture menyebut minggu liburan ini sebagai "minggu paling luar biasa" bagi industri film di Jepang dan menamakannya "Golden Week". Istilah ini secara luas dipakai di kalangan pemilik gedung bioskop sebelum akhirnya dikenal masyarakat luas. Penjelasan lain mengatakan istilah "Golden Week" dipinjam dari kalangan stasiun radio di Jepang yang menyebut jam siar dengan pendengar terbanyak dengan istilah "Golden Time".
NHK dan beberapa surat kabar tidak menggunakan istilah "Golden Week", melainkan "
Ōgata renkyū" (liburan berturutan skala besar). Alasannya bisa bermacam-macam, mulai dari "Golden Week" merupakan istilah dunia film, pemirsa atau pembaca surat kabar tidak semuanya bisa berlibur panjang, hingga penulisan yang memerlukan banyak aksara katakana.
Sumber :
wikipedia