Terinspirasi
oleh tulisan seorang teman di facebook mengenai Deep Tunnel sebagai solusi
banjir dan drainase kota
Tokyo di Jepang. Yang dimulai dengan pertanyaan
“Kok
Jepang ga pernah banjir? Padahal kontur dan geografisnya mirip Jakarta?
Dijawab
oleh orang Jepang. “Tokyo
ga boleh banjir sekarang”
Loh kenapa ga boleh banjir “sekarang” ? ya pertanyaan ini akan dijawab secara
detail dibawah nanti. Jaman dulu, Tokyo juga
pernah dilanda banjir seperti Jakarta
sekarang, yang membedakan adalah mereka mengambil pelajaran penting dan
berusaha memperbaikinya didukung oleh semua elemen masyarakat. Terutama dalam
bidang kebersihan dan Tata Kota. (suatu hal yang sulit diwujudkan di Indonesia, terutama Jakarta pada saat ini).
Tokyo Deep Tunnel, Rahasia Tokyo Anti Banjir)
“Di
Jepang, tidak ada sampah bertebaran, sungai bersih dan jernih, bahkan ikan mas
segede bagong pun bebas berenang di sungai2x kota tanpa ada yang mancing, jarring, apalagi
nyemplung”
Kembali
ke pertanyaan awal, kok
Tokyo
ga boleh banjir sekarang?. Jawabannya adalah, sebagian besar kehidupan
Tokyo ditopang dari bawah
tanah. Saking banyaknya terowongan bawah tanah yang terintegrasi membuat
kehidupan underground
Tokyo
sangat kompleks. Terdapat drainase
kota,
pengendali banjir, subway, underground highway, pipa air minum dan gas, dll dan
semuanya saling terintegrasi dengan perencanaan yang luar biasa matang.
Belum terhitung 13 jalur subway
Tokyo,
dan mall mall yang terintegrasi dengan subway dimana ratusan ribu atau bahkan
jutaan orang berseliweran setiap hari. Terbayang ketika banjir melanda
Tokyo jaman sekarang,
bagaimana efeknya terhadap Jepang dari segi ekonomi dan sosial?. Teringat kasus
baru2x ini dimana Basement Gedung UOB Jakarta terendam banjir dan menelan
korban karena tidak dapat menyelamatkan diri. Kalau gedung basement saja sudah
terendam tanpa jalur evakuasi, bagaimana jika seluruh deep tunnel jepang gagal
berfungsi?
Jalur subway di Jepang tidak hanya 1 jalur. Seperti kita pikir di
Jakarta ketika akan
membangun subway, ya 1 jalur saja itu udah bikin polemik. Jepang itu banyak
jalur, dan ketika jalur baru dibuat itu letaknya harus dibawah jalur subway
yang lama, dan itu DAPAT DILAKUKAN. Terbayang kan ketika ingin masuk ke subway,
ada yang letaknya 50m dibawah tanah, butuh 10 menit hanya untuk masuk ke
stasiun melalui tangga jalan yang mengular.
Di
Klaim sebagia terowongan tadah hujan terbesar di dunia, Mother of all tunnel,
jalur deep tunnel Tokyo
yang kompleks dibangun dan dipelihara dengan luar biasa konsisten.
Jadi pengen ketawa pas denger komentar di salah satu tivi swasta yang bunyinya
seperti ini “ Deep tunnel yang kita bangun akan lebih canggih dari milik Malaysia, Jepang dan USA, karena akan terintegrasi
dengan blablablablabla…..”
Please deh kalo bikin statement itu liat2x dulu contoh yang dijadikan
perbandingan. Jangan asal ceplos, malu sendiri kalo liat gambar2x di artikel
ini.
Terowongan
Deep Tunnel Tokyo utamanya didesain dan dibuat untuk mengatasi Banjir, terutama
pada musim hujan dan musim Taifun.
(Jepang adalah Negara subtropics kepulauan dengan Bahaya Badai Taifun)
Musim
hujan di Jepang jatuh pada bulan Juni, dalam masa pancaroba sebelum musim
panas, terkadang hujan turun 4-5 hari tanpa henti, mencurahkan jutaan gallon
air yang harus sanggup ditampung oleh Deep Tunnel tersebut. Apalagi kalau
dilanda badai taifun, jumlah air dalam 1 hari sama dengan curah hujan 2 bulan.
Proses
Desain dan Pembuatan Tokyo Deep Tunnel
Pembuatan
Deep Tunnel Tokyo membutuhkan waktu 19 tahun dan menyedot banyak kas uang APBD
Tokyo. Bayangkan 19 Tahun, dan itu dilaksanakan dengan penuh komitmen. Disini,
monorel ganti 4 gubernur aja masih terus jadi polemic. Tambah 1 gubernur lagi
harus jadi Deep Tunnel ala Tokyo
tu. Semoga banjir Jakarta
cepat menemukan solusi (sebenarnya cepat dilakukan solusi sih, soalnya opsi
solusi dah banyak Cuma ga beres-beres aja).
Awal
pengerjaan dimulai dengan desain yang melibatkan banyak pakar, dari tata kota, geologis, ekonomi,
sosial, dll dari berbagai element. Mulai dari struktur tanah, harus tahan
gempa, kekuatan menahan derasnya jutaan gallon air, efek pendanaan terhadap
perekonomian, efek sosial yang terjadi, dst.
Perencanaan yang matang dengan eksekusi yang penuh tanggung jawab membuat
project 19 tahun ini sukses.
Terowongan-terowongan raksasa ini mengalirkan air dari drainase2x kecil menuju
laut. Perawatan dilakukan secara berkala, setiap habis hujan reda, maka
terowongan akan dibersihkan dari sisa lunpur menggunakan armada puluhan truk
pengangkut Lumpur. Sehingga pada saat hujan kembali datang, terowongan siap
digunakan kembali.
Yang
menarik dari deep tunnel disini adalah dapat digunakan sebagai sarana rekreasi.
Tidak hanya anak sekolah saja, namum orang dewasa pun tertarik melihat
kemegahan bawah tanah
Tokyo
yang tidak pernah terlintas untuk menjadi tempat wisata.
Wisata deep tunnel gratis untuk umum, dan untuk mendaftar silahkan melalui
website mereka.
Membangun Deep Tunnel Pengendali Banjir di Jakarta.
Bisakah?
Tentu bisa, apa bedanya kita dengan Jepang, sama sama manusia, sama diciptakan
dengan sempurna. Namun sebelum mencapai solusi yang oleh Jepang saja
membutuhkan 19 tahun untuk dibangun, kita harus mulai dari yang mereka lakukan
sebelum project deep tunnel Tokyo
dilakukan, yaitu :
- Tidak buang sampah
sembarangan
- Drainase dan tata kota dibereskan,
diperlebar dan bebas hambatan
- Bantaran sungai jangan dibuat
pemukiman, bahkan sampai memperkecil lebar sungai
- Daerah resapan air terus
dibangun dan jangan digantikan pemukiman dan pusat perdagangan dan
Industri
- Baru deh bikin terowongan
seperti diatas.. tentu saja dipelihara, jangan dibangun terus di foto dan
dipajang doang.
Semoga
banjir Jakarta 2013 cepat berlalu dan solusi-solusi yang banyak
didengung-dengunkan cepat dilaksanakan. Aamiin….
Terinspirasi oleh Artikel Dyah Hapsari
http://www.facebook.com/notes/dyah-hapsari/whaaaaaaattokyo-gak-pernah-banjir/548425025167975