Membuat itu mudah, mengembangkan itu agak sulit, menjaga itu sangat sulit.. ini berlaku juga dalam hubungan rumah tangga.
Membangun rumah tangga yang sakinah dan mawardah sampai akhir hayat adalah tantangan tersendiri. Bagaimana membina dan menjaga hubungan rumah tangga memiliki seni tersendiri, dan terkadang kiat seseorang belum tentu berhasil diterapkan di orang lain. Namun berikut adalah 10 tips dalam
membina dan menjaga hubungan dalam rumah tangga yang semoga berguna bagi para pembaca..
- Bersiaplah untuk berkorban.
Setiap individu yang mengikatkan diri
dalam perkawinan mau tak mau harus siap berkorban bagi pasangannya.
Kadang dalam masalah kecil saja, dituntut pengorbanan yang besar.
Contohnya, Anda baru sampai di pintu rumah dan merasa capek, tapi suami
ternyata mengeluh badannya meriang dan minta dikerokin. Tentu niat
semula hendak langsung beristirahat harus langsung dikesampingkan.
Pengorbanan ini Anda dahulukan karena perhatian pada suami Anda anggap
jauh lebih penting daripada rasa capek. Tentu saja pengorbanan semacam
ini harus datang dari kedua belah pihak. Bila salah satu bersikap egois,
tentu saja dapat menjadi pemicu munculnya perasaan kesal dan
diperlakukan tak adil.
- Tetap punya waktu untuk diri sendiri.
Sangatlah menyenangkan bila
Anda memiliki kegiatan atau hobi yang dapat dilakukan bersama. Tapi
jangan lupa, Anda juga perlu melakukan sesuatu atau berkegiatan sendiri
tanpa didampingi pasangan. Punya waktu sendiri memberi kesempatan Anda
untuk berpisah sementara dengan pasangan. Di saat ini, Anda dapat dengan
jernih merefleksikan kembali kehidupan cinta Anda berdua. Kemudian
melakukan koreksi diri tentang hal-hal yang perlu Anda lakukan untuk
meningkatkan kebahagiaan perkawinan dan menghindari kebosanan karena
berduaan terus. Disamping itu, sendirian sejenak dapat dimanfaatkan
untuk mengevaluasi seberapa jauh Anda kangen pada pasangan.
- Memelihara keintiman dan romantisme.
Suami-istri yang sudah cukup
lama berumah tangga kadang kurang peduli terhadap hal yang satu ini.
Tak ada lagi kata-kata pujian, makan malam bersama, bahkan perhatian pun
kerap jadi barang mahal. Padahal kunci hubungan yang sukses adalah
melakukan hal-hal kecil yang berharga bagi pasangan. Melalui gerak
tubuh, kata-kata penuh cinta dan perhatian kecil, rasa cinta dapat tetap
terpelihara. Justru ungkapan emosi yang positif terhadap pasangan
menjadi “tabungan” bagi hubungan emosi mereka. Jika “rekening”
masing-masing sama besarnya, dijamin hubungan akan tetap berlangsung
manis di masa datang. Entah sekadar memberi sekuntum bunga, mencium
pipi, menggandeng tangan, saling memuji, atau berjalan-jalan menyusuri
tempat-tempat romantis, akan kembali memercikkan rasa cinta kepada
pasangan hidup.
- Pandai mengatur keuangan keluarga.
Hampir sebagian besar waktu
dalam keluarga dewasa ini, khususnya pasangan suami-istri muda
perkotaan, adalah untuk mencari nafkah. Artinya, faktor ekonomi tak bisa
dianggap remeh. Bayangkan, apa yang bakal terjadi seandainya rumah
tangga tak ditopang oleh kondisi finansial yang memadai. Mengatur
ekonomi keluarga secara benar juga akan memberi rasa aman dan bahagia.
- Berbagi tugas rumah-tangga dan pengasuhan anak.
Kedua hal ini
memberi kesempatan kepada pasangan untuk bekerja sebagai tim yang solid.
Kegiatan membereskan rumah dan mengasuh anak dapat menjadi sarana
mempererat tali perkawinan.
- Komunikasi jujur dan terbuka.
Komunikasi merupakan salah satu
pilar langgengnya hubungan suami-istri. Banyak suami-istri berkurang
intensitas komunikasinya karena terlalu sibuk dengan urusan
masing-masing. Padahal bagaimana komunikasi bisa terjalin mulus bila
pasangan sudah tak saling menyapa. Jadi, cobalah untuk senantiasa
menjaga komunikasi dengan pasangan. Luangkan waktu untuk duduk dan
ngobrol bersama, sekalipun hanya 5 menit setiap hari. Sempatkan untuk
meneleponnya atau mengirim SMS romantis. Sapaan “selamat pagi” atau
“selamat malam” di tempat tidur juga dapat dijadikan ajang
berkomunikasi. Intinya, ciptakan komunikasi sehingga masing-masing
pribadi merasa dibutuhkan.
- Jangan memendam masalah.
Sebenarnya ini merupakan bagian dari
komunikasi. Namun pada intinya, seperti apa pun perasaan Anda dan
pasangan, hendaknya selalu dikomunikasikan. Terutama rasa tidak suka
atau yang menyinggung perasaan. Bila Anda malu atau sungkan karena
khawatir mendatangkan masalah, sebenarnya Anda justru sedang menyimpan
bom yang siap meledak sewaktu-waktu. Rasa marah yang terpendam juga
membuat Anda berusaha menghindari satu sama lain tanpa sebab yang pasti.
Jadi, serba enggak enak, kan? Makanya akan lebih baik bila setiap kali
muncul perasaan marah atau kesal hendaknya dikemukakan saja agar tidak
timbul kesalahpahaman yang berlarut-larut. Namun kemukakan kekesalan
Anda secara santun dan objektif. Artinya, bila Anda kesal/marah,
tunjukkan bahwa Anda hanya ingin dia mengoreksi kelakuannya dan sama
sekali bukannya membenci dia sebagai pribadi.
- Sadarilah Anda berdua adalah pribadi yang berbeda.
Ini bukan
hanya dalam waktu singkat lo, tapi berlangsung untuk selamanya. Jadi
wajar bila ikatan perkawinan akan selalu diwarnai perselisihan akibat
perbedaan. Bukan saja perbedaan pendapat, tapi juga ketidaksetujuan
akibat perbedaan-perbedaan yang lain. Pasangan yang gagal dalam
perkawinan umumnya menaruh harapan terlalu tinggi bahwa pasangannya akan
berubah sesuai keinginan dirinya. Sementara pasangan yang perkawinannya
awet umumnya lantaran menyikapi perbedaan demi perbedaan dengan bijak.
Perbedaan seyogianya tak harus menghancurkan perkawinan, melainkan
justru memperkaya wawasan masing-masing sambil mencari solusi terbaik
dengan selalu memprioritaskan kebahagiaan perkawinan.
- Bersikap spontan.
Kebiasaan positif ini dapat diterapkan kapan
saja. Misalnya, ingin menciptakan suasana romantis, mengatur jadwal
makan malam di luar, bercinta, saling memuji, memerhatikan dan lain-lain
yang sifatnya kejutan. Spontanitas ini bermanfaat untuk menghindari
kebosanan dalam perkawinan. Lagi pula siapa sih yang tak suka mendapat
kejutan menyenangkan? Yang penting, kejutan tersebut haruslah tulus dan
penuh rasa cinta.
- Selalu mengingat hal-hal terbaik dalam diri pasangan.
Apa saja
hal-hal terbaik dalam diri pasangan yang membuat Anda mengambil
keputusan untuk menikah dengannya? Selalu mengingat hal-hal terbaik yang
dimiliki pasangan akan selalu menuntun Anda pada sejumlah kenangan
manis yang tiada habisnya. Selain akan membuatnya merasa berharga di
mata Anda. Ingat, hidup perkawinan tak luput dari dinamika hidup.
Segalanya bisa saja berubah. Namun alasan mengapa Anda dulu begitu
mencintainya akan selalu terpatri dalam lubuk hatinya. Begitu juga
sebaliknya, sehingga kedua belah pihak akan selalu bertekad untuk
menjaga hal-hal berharga tadi dan mempertahankan perkawinan.
Tentunya kita mengetahui
membina dan menjaga hubungan rumah tangga tak semudah menuliskan atau pun copy paste tulisan ini dalam artikel, namun seiring perjalanan rumah tangga, pastinya akan banyak mengalami cobaan dan rintangan yang memang harus kita lalui... semoga berguna.