jadi teringat kembali dengan 修士論文 yang ditulis susah payah dalam bahasa Jepang..:). Judul tesisnya
"日本語の人称代名詞の省略についてインドネシア語に翻訳 (日本語の窓ぎわのトットちゃんおよびTotto Chan Gadis Cilik Di Jendelaのインドネシア語訳に人称代名詞の省略翻訳におけるケーステーディ).
Ada apa sih dengan Dunia Terjemahan,
Bahasa jepang dengan Elipsis?
Dalam dunia terjemahan akhir-akhir ini kita sering mendengar dengan google translate, sebuah terobosan baru dari mesin pencari google yaitu dengan memperkenalkan machine translation. Yang perlu kita lakukan adalah menuliskan kalimat dan pilih ke dalam bahasa apa kalimat tersebut kita akan terjemahkan, maka mesin terjemahan tersebut akan langsung merubahnya ke bahasa sasaran. Kalimat yang rancu dan letak tata bahasa yang dihasilkan oleh machine translation, tidak dihiraukan oleh orang-orang yang awam dengan bahasa sasaran. Tetapi, google translate menampilkan kata-kata terbaru dan termutakhir yang diperoleh dari mesin pencari google. .
Bagi para pembelajar bahasa Jepang umumnya, atau para penterjemah bahasa Jepang keberadaan machine translation baik google ataupun kamus online lainnya, tidak dirasakan dapat membantu mereka dalam menerjemahkan dari atau ke dalam bahasa Jepang. Dikarenakan dalam bahasa Jepang, kehadiran subyek tidak diharuskan, malahan, kalimat yang lumrah adalah kalimat tanpa subyek atau seringkali kita sebut elipsis. Walaupun memang secara tata bahasa, bahasa Jepang mengenal subyek, tetapi elipsis subyek menjadi suatu yang lumrah dalam kalimat dalam bahasa Jepang khususnya dalam satu paragraph. Sebuah kalimat dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris pada umumnya memerlukan subyek. Sementara seorang penterjemah manusia akan memahami dengan benar suatu konteks dalam kalimat bahasa Jepang walaupun kalimat tersebut tidak bersubjek. Oleh karena itu, mesin terjemahan biasanya akan menterjemahkan dari atau ke bahasa Jepang dengan hasil yang jelek. Karena mesin terjemahan atau perangkat lunak apapun tidak akan bisa 'memahami konteks' ataupun sejenisnya.Dan dalam hasil penerjemahannya, para penterjemah perlu untuk menambahkan atau memperkenalkan elemen baru ke dalam hasil terjemahan mereka dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia ataupun ke bahasa Inggris. Unsur atau elemen hilang tersebut disebut dengan elipsis, yang dalam kalimat bahasa Jepang tersamarkan dalam konteks kalimat.
Orang Jepang akan merasa meneliti elipsis tidak ada menariknya, karena menurut mereka begitulah adanya dalam lingkup budaya bahasa mereka. Tetapi akan menarik apabila kita lihat dari segi translation studies. Para pembelajar asing sering kerepotan dengan pemahaman konteks ini. Ataupun dengan sering hilangnya subyek dalam kalimat.